Dhamiry El-Ghazaly
REESNSI BUKU THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE
Buku 'The 7 Habits' atau '7 Kebiasaan' cukup populer bisa dilihat dari kenyataan bahwa beberapa istilah yang dipopulerkannya telah menjadi bagian khasanah dunia bisnis dan manajemen di mana-mana seperti istilah Proactive, First Thing First, Win-Win, Sinergi dan Paradigm Shift. Apakah ke-7 kebiasaan yang dikatakan sebagai kebiasaan orang-orang yang sangat efektif itu? Berikut ringkasan ke-7 kebiasaan itu yang diterjemahkan dari buku pembimbing pelatihan berjudul 'Personal Leadership Application Workbook' yang diterbitkan oleh Covey Leadership Center, Provo, Utah, USA.
1. JADILAH PROAKTIF (Be Pro Active)
Kebiasaan untuk menjadi proaktif atau kebiasaan visi pribadi, berarti mengambil tanggung jawab untuk sikap dan tindakan kita. Itu menunjuk kata tanggung jawab ke dalam dua bagian: kemampuan / tanggapan. Orang-orang proaktif mengembangkan kemampuan untuk memilih tanggapan mereka, menjadikan mereka hasil nilai, keputusan, suasana hati dan kondisi mereka sendiri. Banyak ahli perilaku membuat model tanggapan rangsangan perilaku orang-orang yang reaktif didasarkan studi binatang dan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.
Secara relatif sedikit penelitian dilakukan pada orang-orang yang sehat, kreatif, proaktif yang melakukan kebebasan dalam memilih tanggapan atas keadaan yang diberikan dari dalam atau luar. Makin banyak kita melakukan kebe-basan dalam memilih tanggapan kita, kita menjadi makin proaktif. Kuncinya adalah untuk menjadi terbuka bukan hakim; sebuah model dan bukan kritik; pemrogram dan bukan program. Dengan melakukan hal ini, kita memilih memberi makan pada masalah kesempatan dan kelaparan; menepati janji dan tidak berdalih; dan memfokuskan diri pada lingkaran pengaruh yang dekat daripada lingkaran perhatian yang lebih luas.
2. MULAI DENGAN AKHIR DALAM PIKIRAN (Begin with the End in Mind)
Kebiasaan kepemimpinan pribadi berarti memulai tiap hari dengan pengertian yang jelas akan arah dan tujuan yang dikehendaki. Manajemen secara kontras dengan kepemimpinan lebih berkenaan dengan efisiensi dan kecepatan. Orang-orang efektif menyadari bahwa segala sesuatu diciptakan secara mental sebelum diciptakan secara fisik. Mereka menulis pernyataan misi atau maksud dan menggunakannya sebagai kerangka untuk pengambilan keputusan. Mereka memperjelas nilai dan menentukan prioritas sebelum memilih tujuan dan melaksanakannya.
Orang-orang yang tidak efektif membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan kondisi lingkungan untuk mendikte ciptaan mental ini. Mereka mengambil nilai dan tujuan dari kebudayaan dan menaiki tangga sukses, hanya untuk menemukan pencapaian puncak, dengan tangga yang bersandar di tembok yang salah. Kedua, atau ciptaan fisik, mengikuti yang pertama, sama seperti bangunan mengikuti cetak biru. Bila rancangannya baik, konstruksi akan berjalan lebih baik dan cepat. Kwalitas, tidak dapat dinilai dari hasilnya; itu harus dirancang dan dibangun sejak awalnya.
3. DAHULUKAN YANG UTAMA (Put First Things First)
Kebiasaan manajemen pribadi mencakup mengorganisasi dan manajemen waktu dan kejadian menurut prioritas pribadi kebiasaan ke-2. Hukum Pareto menyebut bahwa 80% hasil yang diharapkan keluar dari sedikit (20%) aktivitas "pengaruh tinggi." Untuk "mempengaruhi" waktu kita, kita harus memberikan perhatian lebih kecil pada aktivitas yang mendesak tetapi tidak penting dan memberikan waktu lebih banyak pada yang penting sekalipun tidak mendesak. Hal-hal mendesak mempengaruhi kita, dan biasanya kita bereaksi atasnya. Tetapi kita harus proaktif daripada reaktif untuk mengerjakan hal-hal penting sekalipun tidak mendesak. Hanya dengan berkata tidak pada yang tidak penting kita dapat berkata ya pada yang penting.
4. BERFIKIR MENANG-MENANG (Think Win-Win)
Menang-menang adalah kebiasaan kepemimpinan antar manusia. Dalam keluarga atau usaha, keefektifan lebih banyak dicapai melalui usaha bersama beberapa orang. Hubungan perkawinan dan kemitraan lainnya adalah realitas yang saling bergantung, padahal manusia sering mendekati hubungan ini dengan sikap mental mandiri. Menang-menang adalah sikap mencari keuntungan bersama. Pemikiran menang-menang dimulai dengan tekad untuk mencari segala kemungkinan sampai pemecahan yang memuaskan semua pihak tercapai, atau tidak melakukan keputusan sama sekali. Ini dimulai dengan mentalitas yang kaya, kepercayaan bahwa dengan meningkatkan "kue" secara sinergis, maka akan tersedia potongan kue untuk semua orang. Orang-orang dengan mentalitas yang miskin percaya bahwa hanya ada cukup untuk yang terbaik; mereka mencari pemecahan menang-kalah.
Orang-orang yang baik tetapi kurang berani biasanya mengakhiri pemecahan dengan kalah-menang. Orang-orang-efektif mengikuti model pemecahan menang-menang dalam hubungan dan perjanjian mereka. Perjanjian yang berpola menang-menang memperjelas pengharapan dengan cara mengungkapkan secara eksplisit lima elemen berikut: hasil yang diharapkan, pedoman, sumber daya, pertanggungan jawab, dan konsekwen.
5. BERUSAHA MENGERTI TERLEBIH DAHULU BARU DI MENGERTI (Seek Firsat to Understand Then to Be Understood)
Kebiasaan berkomunikasi adalah salah satu ketrampilan utama dalam hidup, dan kunci untuk membangun hubungan menang-menang dan esensi profesionalisme. Dokter memeriksa sebelum memberi obat; penjual utama menilai kebutuhan dan menjual pemecahan masalah, bukan sekedar hasil produksi. Kita melihat dunia seperti apa adanya kita dan bukan seperti apa adanya. Persepsi kita berasal dari pengalaman. Untuk menekankan butir ini dalam seminar, saya membagi peserta menjadi dua dan menunjukkan yang satu gambar seorang gadis muda dan yang lain seorang nenek tua. Setiap orang kemudian melihat gambar gabungan. Yang terbiasa melihat gadis muda cenderung melihat dalam gambar gabungan hal yang sama sedangkan yang terbiasa melihat nenek tua akan melihat itu juga.
Bila keduanya bertemu sering mereka mempertanyakan keabsahan pandangan pihak lainnya. Kebanyakan masalah dimulai dari perbedaan persepsi. Untuk mengatasi perbedaan ini dan mengembalikan kepercayaan, kita harus melatih empati, pertama mengerti pandangan pihak lain. Mendengarkan secara empatik sangat mengobati karena memberikan kepada orang-orang 'suasana kejiwaan.' Sekali orang-orang dimengerti, mereka akan mengurangi pertahanan diri mereka. Mencela dengan emosi masalah yang mengakar dengan minta bukti sering tidak produktif. Evaluasi, simpati, dan menasehati adalah juga tidak efektif sebagai cara untuk mendapatkan pengertian dan pengaruh - tetapi itu akan bernilai apabila orang-orang lain merasa dimengerti.
6. WUJUDKAN SINERGI (Synergize)
'Wujudkan sinergi' adalah kebiasaan kerjasama atau kerjatim yang kreatip. Bagi mereka yang mempunyai mental menang-menang yang kaya dan melaksanakan empati, perbedaan dalam hubungan apapun dapat menghasilkan sinergi, dimana seluruh bagian lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Sinergi dihasilkan dari penilaian akan perbedaan dengan membawa bersama perspektif yang berbeda dalam roh saling menghargai. Orang-orang kemudian merasa bebas dalam mencari alternatif pemecahan yang terbaik, sering sebagai "alternatif ketiga," yang secara substantif berbeda dan lebih baik dari kedua usulan terdahulu.
Sinergi adalah pemecahan masalah dengan pendekatan pengembangan orang-orang berlawanan dengan pendekatan "menyenangkan atau menenangkan" pihak lain. Orang-orang yang tidak percaya diri cenderung membuat pihak lain mengikuti pemikirannya dan mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang berfikir sama.
Mereka melakukan kesalahan sama untuk kesatuan, kesamaan untuk kesatuan. Kesatuan yang benar berarti saling melengkapi.
7. ASAHLAH GERGAJI (Sharpen the Saw)
Kebiasaan untuk memperbaharui diri menopang semua kebiasaan orang-orang sukses. Seperti dongeng peternak yang dilandasi pengalaman menyedihkan, sukses mempunyai dua sisi: Angsa, yang mewakili kapasitas produksi, dan telur emas, yang merupakan hasil yang diharapkan. Adalah bijaksana meletakkan keduanya secara seimbang. Ketika orang-orang sibuk memproduksi, atau "menggergaji" mereka jarang mempunyai waktu untuk mengasah gergaji karena pemeliharaan sering mahal dan merupakan pengeluaran yang segera. Kebiasaan untuk menajamkan gergaji secara teratur berarti mempunyai program yang seimbang dan sistematis untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan: fisik, mental, sosial-emosi, dan spiritual. Tanpa disiplin ini, badan akan menjadi lemah, pikiran menjadi mekanis, emosi mentah, roh tidak peka, dan orang menjadi egois. Ini adalah hukum penuaian; kita menuai pada saat kita menggergaji. Kita akan menikmati tuaian yang sukses bila kita mendayagunakan ketujuh kebiasaan yang efektif ini dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang disebutkan.
ANALISIS HUBUNGAN INTERPERSONAL
HAMBATAN
- MASALAH RUANG DAN WAKTU.
Karena davis(saya sendiri) dan ade sama sama pulang pergi dari rumah ke kampus. Jadi kami sulit sekali bertemu untuk merumuskan resensi buku ini. Kami bertemu hanya pada waktu waktu perkuliahan berlangsung.
- MASALAH KESIBUKAN
Setipa orang pasti mempunyai kesibukan kesibukan. Dan hal itu terjadi pada kami berdua. Davis mempunyai kesibukan sendiri, dan ade pun mempunyai kesibukan sendiri. Apalagi ade sudah menikah dan sudah bekerja, jadi beliau harus lebih konsentrasi kepada kepada pekerjaan, istri dan kuliah. Beliau sangatlah cerdas dalam menggunakan atau memanejemen kan waktu.
KELEBIHAN
- ADANYA SIKAP KEDEWASAAN.
Artinya kami sudah mengetahui tugas tugas kami sendiri.
- MENCAPAI PERSEFAHAMAN,
Maksudnya , kami sama sama mengerti bahwasanya kami mempunyai kesibukan kesibukan sendiri. Apalagi ade, beliau harus bisa bisa membagi waktu untuk kuliah, mengurus rumah tangga dan bekerja dan kuliah. Beliau adalah sosok mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab yang besar, dan beliau juga seorang agent of change yang dewasa.
Karena didalam salah satu teori komunikasi interpersonal yaitu TEORI TEMBUSAN SOSIAL dijelaskan bahwasanya diadakannya komunikasi interpersonal itu adalah ppencapaian persefahaman, dan tidak semestinya persetujuan.serta sifatnya lebih kepada maklumat dan lebih bersifat pribadi komunikasi.
- TERJALIN KOMUNIKASI YANG YANG BAIK DIANTAR KAMI
Maksudnya tidak ada rasa benci, hasud atau negative thingking diantara kami. Davis menghormati ade, dan ade pun menghormati davis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar