Senin, 28 Desember 2009

Script filler

Script filler




Assalamualaikum wr.wb

Selamat malam pemirsa, kita tidak akan pernah tau jika kita tidak pernah mencobanya, maka dari itu janganlah pernah takut untuk mencoba. Teruslah mencoba ! karena kita tidak akan pernah tau jika kita tidak pernah mencoba, dan jadikanlah selalu pengalaman sebagai guru yang terbaik untuk kita.

Selamat malam pemirsa, dan selamat menyaksikan acara selanjutnya













Script treatment drama religiuus
Judul: syirik tanda tak mampu.
segmen
Audio video
narasi
1
Menampilkan suasana rumah pak Rahmat yang harmonis. Pagi itu ibu Nissa (istri pak Rahmat) sedang membersihkan halaman. Keluar lah ibu Mina (tetangganya) yang baru bangun tidurdan masi menggunakan roll rambut di kepalanya. Bu Nissa menyapa dengan ramah, bu Mina pun menjawabnya dengan muka jutek. Setelah bersih-bersih, bu Nissa masuk kedalam rumah dan menemani suaminya sarapan pagi sambil berbincang-bincang dan merencanakan untuk membeli mobil baru
Kemudian pak Rahmat pamitan untuk berangkat kerja






“ di pagi hari yang cerah suasana rumah pak Rahmat sangat tenang”
sruk...sruk....sruk.... “ assalamualaikum, met pagi bu Mina” “pagi” jawab bu Mina.
“ pak kasihan anak-anak, Ahmad dan Rina mereka selalu naik kendaraan umum kalau berangkat sekolah. Padahal kan sekolah mereka cukup jauh” “iya bu,bapak juga berpikir demikian” jawab suaminya
“oia kita kan punya sedikit tabungan, bagaimana kalau uang itu kita belikan mobil saja buat mereka jadi mereka tidak naik kendaraan umum lagi kalau pergi ke sekolah.lagian kan nilai mereka kan bagus-bagus itung-itung hadiah lah buat mereka” “ iya udah lah bu, besok bapa cari mobilnya mudah-mudahan segera dapat”
“ bapak berangkat kerja dulu iya bu, assalamualaikum”

Comercial break
2
Dikantor pak Rahmat berbincang dengan temannya dan menanyakan apakah ada teman yang akan menjual mobil . akhirnya teman pak Rahmat tersebut bisa membantu karena kebetulan ada kerabatnya yang hendak menjual mobil.
Selepas dari kantor, pak Rahmat bergegas untuk melihat-lihat mobil tersebut, berbincang-bincang dengan pak Andi sang pemilik mobil,mencoba mobil tersebut dan kemudian tawar-menawar harga.
“ pak Iwan, saya itu mau beli mobil buat anak-anak pergi sekolah, kasihan anak-anak naik mobil umum terus padahal sekolahnya kan lumayan jauh pak Iwan bisa bantu saya? Kali aja ada mobil sewken yang harganya lumayan murah.”
“ oia pak, ada kebetulan teman saya pak Andi ingin menjual mobilnya udah bosen katanya pengen beli yang baru” jawab pak Iwan
“oooo gitu ya pak, kapan bapak punya waktu untuk mengantar saya melihat-lihat mobil itu?”
“ nanti saja selepas pulang dari kantor, karena kebetulan saya ada perlu sama pak Andi”
“ oia sudah oke, selepas pulang dari kantor kita kesana”

“ assalamualaikum.....”
“ waalaikum salam” jawab pak Andi
“ perkenalkan ini kerabat saya pak Rahmat”
“ pak Andi begini ceritanya, pak Rahmat ini sedang mencari mobil. Kebetulan, pak Andi kan ingin menjual mobilnuya, makanya saya bawa kemari”
“ oia...ya “jawab pak Andi.
“ kira-kira mobil mana yang akan di jual?”
“ itu mobil silver yang ada di depan ”
“ boleh saya meliha-lihat?” tanya pak Rahmat
“ oh tentu saja boleh, mari...mari...”
“ bolehkah saya mencoba mobilnya pak?”
“ oh tentu ! sebentar saya ambil dulu kuncinya”
“ ini pak kuncinya”
“ ceklek...brum....brum...brum....”
“ kira-kira pak Andi mau di jual berapa mobil ini?”
“ 70 juta pak”
“ ga bisa turun lagi pak?”
“ bapak beraninya berapa?”
“ saya berani kalau 60 juta”
“ kalau segitu saya belum bisa ngasi”
“ iya udah, kita ambil jalan tengahnya saja 65 gimana?”
“ emmm, baiklah saya setuju”


Comercial break

Kemudian pak Rahmat pun pulang dengan mengunakan mobil yang baru di belinya.
Dan keluarga pak Rahmat pun terkejut sekaligus gembira kemudian menghampiri pak Rahmat yang baru turun dari mobil.
Setelah bercakap-cakap lantas pak Rahmat beserta istrinya mengutarakan maksudya untuk memberikanmobil tersebut kepada anaknya.
Kemudian pak Rahmat pun memberikan kunci mobil itu kepada anaknya.

Sementara itu, tetangga mereka bu mina merasa iri terhadap keluarga pak rahmay. Bu mina pun mengadu kepada suamanya pak budi, untuk membeli mobil baru karena dia merasa iri dan tak mau kalah oleh keluarga pak rahmat. Mereka pun mencari solusi untuk masalah ini. Hari berikutnya buminah pun selalu menjelek-jelekan keluarga pakrahmat. Setiap saat mereka tak ada henti hentinya bergosip kepada tetangga mereka, ketika kewarung, dan juga disaat arisan.

Ke esokan harinya iapun pergi kebank untuk mengurus pinjaman uang, dan pak budipun segera bergegas ke dealer mobil dan membeli mobil baru, dan pak budi pun pulang denga membawa mobil baru, keluarganyapun sangat senang. Saat itu bu rahmat sedang ada diluar rumah, bumana pun menyindir bahwa mobil yang ia bli itu mobil baru bukan mobil bekas.

Demgan sombongnya bu mina bercerita kepada tetangga dan tak henti-hentinya menjelekan keluarga pak rahmat.’
‘mobil baru ni pak?” tanya anaknya.
“Bukan bapak beli seken, ya.. lumayan lah masih bagus.. mari kita masuk kedalam ada yang bapak ingin sampaikan ke kalian.”

Begini nak... bapak membeli mobil ini unuk kalian, kalian bisa menggunakanya untuk pergi kesekolah, jadi kalian tak harus naik kendaraan umum lagi kalau kesekolah.
Benar pak...? wah.. makasih banyak ya pak. Jawab rani anaknya pak rahmat.

Pak...pak.. tau ga.. tetangga kita tuh bunisa mereka beli mobil baru lo...! besok kita beli mobil ya pak! Masa tetamgga kita punya mobil baru kita g... malu atuh sama yang lainnya.. “kata bu mina”
“bener juga sih mah, tapi papah bingung tabungan kita sudah menipis, munkin bakalan habis kalau kita biliin mobil...”
Ya... gimana atuh pah? Ya udah besok kita urus-uris persyratan lalu kita penjam ke bank saja dengan jaminan rumah ya mah?
“iya pah mending gituh daripada kita harus kalah dari mereke.

Eh..eh.. ibu tau ga.. mobilnya yang dibeli oleh bu nasa itu mo bil bekas... kaya bu mina ketika menjelekan bu nisa ke tetangga-tetangganya.. masa sih bu? Jawab salah satu tetangganya.
“ iya belinya juga pakai uang pijaman dari bank mereka tuh jaminin rumah kebank buat bli mobil itu.
“ah.. ibu mina mah iri ya ngelait bu nisa beli mobil maknya bilang seperti itu.. jawab salah satu tetengga yang ikut ngobrol disana.
“ga bener bu saya kan ketemu waktu dia pergi ke bank untuk pinjam uang

“pak ayo bagun.... kita kan hari ini mau ke bank buat penjam uang.. kita kan mau beli mobil baru...” (bu mina di pagi hari membagunkan suaminya yang sadang tidur)
Iya.. iya mah.. bentr lagi papah masih ngantuk...
Ihk.. ayo atuh pah...
“iay bentar papah mandi dulu.

“Bu.. saya mau nengajukan pinjaman dengan jaminan surat-surat rumah ini...( pak budi berbincang dengan tailer bank)
Bapak mau pinjam berapa?
“ saya mau pinjam 200juta saja...
Oh.. iya bapak tunggu dulu.. tar kami panggil!
Pak budi....!
Iya bu.. bagai mana bisa dicairkan bu...?
Oh.. tentu pak budi hanya harun menyepakayi persetujuan yan ada dan mennadatangani ini pak.. uangnya bisa langsung dicairkan.
Iya bu.. saya sepakat, nerkas mana yang harus saya tanda tangani?
“yang ini!”
Ini pak uangnya 200juta.
Iya bu saya terima.

Pak... saya mencari mobil yang bagus pak? (kata pak budi di daeler tempat ia membeli mobil)
Oh.. bapak berada di tempat yang tepat.. mari pak saya tunjukan.. ini pak mobil yang bagus..
“berpa harganya?”
180juta pak..
“iya saya ambil yang ini.


Pak budi pun pulang dengan menggunakan mobil baru tersebut.
“mobil baru ni pak” (kata rudi anaknya pak budi)
Iya dong... kita mah beli mobil baru ga kaya tetangga kita.. yang bisanya cuman beli mobil bekas! (jawab bu manah sambil mengeraskan suara dan meririk ke arah bu nisa yang sedang duduk dihalaman rumahnya.
“hayu atuh kita jalan-jalan sekalian pamer sama orang-orang komplek” ajakan pak budi kepada keluarganya.

Mobil baru ni bu... kata salah seorang tetangga mereka.
“iya dong kita mah beli mobil baru ga kaya si nisa tuh yang bisanya cuman beli mobil bekas.
Comercial break
3
Karena masi merasa tidak senang terhadap keluarga pak rah mat mereka pun membuat suatu rencana, mereka berdiskusi dan menyuruh anaknya untuk memasukan garam kedalam mesin mobil pak rahmat.

Mobil parahmatpun ruksak dan terpaksa haru didiamkan untuk sementara karena untuk membawanya kebenkel ahmad, dan rani harus menabung terlebih dahulu. Dan mereka tak mau merepotkan ayahnya.,

Sementara itu bu mina merasa puas atas apa yang terjadi di keluarga pak rahmat. Bu minah pun memberitakan kabar ini ketetangganya..
Pah... bagai mana kalau kita jahili saja mobilnya si nisa itu? “kata bu minah kepada suaminya.
Iya bu.. papah juga sebel sama suaminya sirahmat itu... bagai mana kalau kita surh si budi buat memasukan garam kedalam mesin mobilnya biar ancur sekalial ancur mobilnya itu..
rud.... sini rud..!( pak pak budi memanggil anaknya)
apa pah...? bud kamu ambil garam du dapur teru masukan ke dalam mesin mobilnya si rahmat... biar ancur sekalian mobilnya... tapi awas jangan sampai ketauan..!
iya pah tenang ga bakalan ketuan ko....
iya cpet atuh!
Iya.. iya..

Pagi harinya ketika ahmad memanaskan mesin mobil mesinya tidak maunyala....

Pa.... kenapa ya.. ko mobilnya ga mau nyala padahal terakhir saya pake mash baik- baik saja..
Aduh nak munkin ruksak baak juga kurang tau kalau masalah mobil....
Ya.. sudah ga pap-apa biar saya sama rani naik mobil umum aja untuk sementara... ahmad pamit ya pak.... asalamuallaikum...
“ wa alaikumsalam”

Comercial break
4
Keesokan harinya pak budi berpamitan kepada istrinya,ia berpamitan untuk mengunjungi salah seorang krabatnya, padahal dia pergi unuk bertemu dengan wanita simpananya.
Pak budi pun menjempt wanita simpanannya itu dengan mobil barunya dan kemudian berangkat jalan jalan. Setelah itu mereka pun cek in di hotel, kemudian disaat parjalanan pulang mobilyang mereka tumpangi mendadak blong remnya.. merekapun terjatuh kedalam jurang dan merekapu meninggal seketika.

Kluarga pak budi pun bersedi... istrinya merasa sakit hati karena iya tlah mengetahui bahwa suamunya iti mempunyai simpanan.

Beberapa bulan kemudian mereka usir paksa oleh pihak bank karena tidak mampu membayar utang.... mereka pun pergi dan harus tinggal di jalanan, makan seadanya, minta-minta, dan ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengn keluarga pak rahmat.. dan bu nisa meminta bu mina untuk tinggal dirumahnya.. bu mina pun merasa terharu, dan meminta maaf itas segala sesu atu yang telah ia lakukan sebelumnya.
Dan mereka pun pulang kerumah ibu nisa.
Mah... papah pamit papah ada urusan dengan teman papah.. (kata pak budi)
Ia pah... hati-hati dijalanya ya.. pah..!

Hy.. sayang.. ayo masuk! (pak budi ketika bertimu dengn wanita simpananya)
Wah... mobil baru y sayang..
Iya dong mobil ini aku beli husus buat jalan-jalan sama kamu...
Ihk... so sweet...
Kita jalan kemani ni..
Kata shopping ja ya... aku dah lama pemgen belanja...
Iya.. oke...

Setelah pulang shopping

Syang kita cek in dulu ya... (ajak pak budi)
Oke sayang apa sih yang ga buat kamu...

Setelah itupun pak budi nengantarnya pulang.

Bum... buuuum... (suara mobil yang malaju kencang)
Ahk... tidak sayang remnya blong....
Apa....
iiiiiiiii..k...........!
aaaaaaaaa.........! boom. Mobilnya terbakar dan jatuh ke jurang.



Tuk.. tuk.. tuk...! permisi...
Bu mina pun membuka pintu.
Ada apa pak....? (jawab bu mina)
Bu.. kami dari pihak kepolisian ingin memberi tahukan bahwa suami ibu pak budi mengalami kecelakaan dan beliau telah meninggal, di dalam mobil beliau ber dua bersama dengan seorang wanita....
Apa......
Bu mina pun menangis dan pingsan mendengar semua itu.

Beberapa bulan kemudian saat pihak bank menyita rumah bu minah.

Mulai hari ini ibu harus meninggalkan rumah ini. (pihak bank yang sedang menyita rumah bu mina)
Jangan pak.. tolong kasih saya waktu!
Tidak bisa pokoknya mulai hari ini rumah ibu kami sita. Dan ibu hrus secepatnya mengosongkan rumah ini.

Beberapa saat keteka bu mina sedang tidur di jalanan dan bertemu dengan keluarga pak rahmat.

Bu... bu mina..! (sapa bu nisa ketika membangunkan bu mina)
Kenapa ibu tidur disini?
Saya sudah tidak punya apa-apa lagi bu... makanya saya tidur di jalanan seperti ini...
“ibu sudah makan?’
Belum...
Sudah begini sekarang ibu ikut kami pulang kerimah untuk sementara ibu tinggal dirumah kami saja....
Iya makasih bu... maafkan saya dulu saya sering berbuat salah terhadap ibu...!
Ia bu saya sudah memaafkan semuanya ko... mari bu ikt kami....

Tidak ada komentar: