Sebuah Refleksi dan Rekomendasi
Dhamiry Al-Ghazaly
Dalam suatu organisasi, perubahan merupakan suatu hal yang lazim dan faktual terlebih-lebih pada organisasi yang sehat dan dinamis (dynamic organisation). Perubahan dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kinerja atau antisipasi, sehingga dengan demikian organisasi tersebut selalu "responsif dan up to date” dalam melayani atau mengakomodasi konsumen (clients) pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Organisasi mahasiswa semacam PMII adalah sebuah wadah aktualisasi yang dapat diberdayakan oleh kader-kadernya untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama. Dan kader adalah salah satu factor dalam kemajuan suatu organisasi. Dan semua itu tanpa ada hasilnya bila tidak ada yang mengarahkan sekaligus mengkoordinasikan peran organisasi.dalam hal ini adalah kepengurusan yang jelas dan berkesinambungan.
Setahun yang lalu (21 April 2009) mengawali cita-cita sahabat-sahabat menjadikan Rayon sebagai garda terdepan dan ujung tombak organisasi di tingkat Fakultas maka kemudian terdapat usaha untuk dapat mengemban amanah dan menjalankannya dengan sebaik mungkin dengan segala problematika yang timbul tentunya.
Hari Sabtu - Minggu, 15- 16 Mei 2010 di Gedung PW GP. Ansor Jawa Barat adalah momen yang amat penting bagi sahabat-sahabat Rayon Syari’ah dan Hokum karena memang saat itu Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke XII dilaksanakan yang merupakan tempat pengambilan keputusan tertinggi di tingkatan Rayon/Fakultas. Harapan sahabat terlihat ketika tema yang disuguhkan “ Melalui RTAR kita Pertegas sitem gerakan demi terwujudnya Rayon Syari’ah dan Hukum yang lebih Mandiri dan Progresif”. Sedikit mengingat momentum saat itu, sahabat-sahabat mengawali kegiatan dengan bentuk kajian dalam sebuah seminar yang memang dilakukan sebagai salah satu modal awal sahabat/I dalam mengawali roda organisasi. Ada beberapa tema yang disuguhkan oleh panitia pada saat itu diantaranya “Memperkuat basis gerakan dengan membumikan paradigma kritis transformatif sebagai modal awal”. Paling tidak ada sebuah modal awal yang diberikan oleh narsumber, ketika ada kata “pertegas” dan “memperkuat” berarti terdapat masalah yang tengah dihadapi oleh sahabat-sahabat baik kontradiksi horizontal maupun vertical yang harus dihadapai dan diperlukan formulasi baru untuk menghadapinya serta perlu solusi yang cerdas guna memperbaiki dan melakukan perubahan yang positif. Rayon adalah garda terdepan dan ujung tombak organisasi di tingkat fakultas sehingga perlu adanya rumusan gerakan pada hal yang praksis khususnya gerakan di tingkat fakultas.
Paradigma Kritis Transformatif (PKT) yang dijadikan modal awal sahabat-sabahat dalam mempertegas sistem gerakan dengan harapan rayon menjadi lebih mandiri dan progresif sangat relevan untuk menatap realitas perubahan saat ini. Dengan cara pandang dalam menatap sebuah realitas kekinian. Dengan melihat kondisi objektif yang terjadi pada fakultas khususnya dan Universitas pada umumnya, dari segala arah misalkan apakah ada “perselingkuhan kebijakan” yang terjadi atau tidak dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan kampus. Akan tetapi Paradigma tidak boleh resisten terhadap segala bentuk gejala dan perubahan siklus dan perilaku individu, masyarakat, negara dan dunia. Jika PMII tidak ingin tergilas oleh roda gila yang sedang berjalan, yaitu globalisasi. Paradigma harus disertai dengan contigency plan yang dapat menyelamatkan organisasi dalam situasi apapun. Paradigma yang didorong oleh startegi, sehingga pardigma tidak dianggap suatu yang baku.
RTAR adalah upaya regenerasi kepemimpinan yang diharapkan mampu memberikan perubahan baru dan nyata dengan tidak lepas dari apa yang diamanatkan organisasi. Dengan demikian organisasi tidak stagnan dalam mengusung perubahan melawan status quo, dan sanggup untuk merekonstruksi kondisi kampus dilingkungan akademik dan Negara dalam lingkup luas, tentunya sebagai karakter yang menyandang Agen Social of Change and Control di masyarakat.
Hal tersebut merupakan rekomendasi yang bersifat praksis yang memang perlu adanya tindak lanjut yang jelas. Kemudian bahwa PMII adalah organisasi kader yang menguntamakan basis ke Ilmuan sehingga pada momen salah satu pesan terucap bahwa kader rayon sebagai garda terdepan harus memperkuar basis wacana-selain kaderisasi dan bidang lainnya- kembali ke ruh ide dasar yaitu ke Ilmuan. Kemudian hal tersebut menjadi salah satu cita-cita dengan mewujudkan perubahan serta penegasan pada tahapan pengkaderan serta pembenahan wacana yang lebih berkarakter dimana system pengkaderan PMII adalah totalitas upaya yang dilakukan secara terarah, terencana, sistematis, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi, mengasah kepekaan, melatih sikap, memperkuat karakter, mempertinggi harkat dan martabat, memperluas wawasan, dan meningkatkan kecakapan insan-insan pergerakan agar menjadi manusia yang muttaqin, beradab, berani, mampu dan gigih menjalankan roda organisasi dalam segala upaya pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangan.
Beberapa tawaran kemudian timbul ketika berlangsungnya RTAR ke XII Rayon Syari’ah dan Hukum diantaranya: a) Perkuat basis gerakan b) soliditas structural dan cultural kader agar terus di pupuk sehingga menjadi organisasi yang massif dan revolusioner, c) rumuskan gerakan yang bersifat paraksis khususnya di tingkatan fakultas d) hadirkan keterlibatan sehingga menimbulakn continuitas kemudian menciptakan ide/gagasan serta di hiasi dengan komunikasi direc/indirect dan diakhiri dengan evaluasi. e) yang terpenting adalah “Revolusi dalam Kamar”: Perubahan mendasar yang dimulai dari dan oleh masing-masing individu.
Sahabat, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah organisasi yang besar, hanya hirarki yang membedakan, selebihnya tidak ada perbedaan dalam proses penggalian potensi dan wawasan sahabat-sahabat. Walaupun rayon secara hirarki adalah tingkatan paling bawah dalam tubuh organisasi karena berada di tingkatan fakultas atau sederajat tetapi mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis disanalah tempat penguatan basis gerakan, yang merupakan murni 100% pengkaderan, penanaman idealisme yang startegis dan tentunya kultur kekeluargaan yang kental. Jangan pernah menganggap rayon kecil!
Kembali ke RTAR….
Setelah selesai seminar kebangsaan yang diadakan di Aula Kecamatan Cibiru oleh sahabat-sahabat, kemudian peserta bergegas kembali ke base camp untuk mempersiapkan agenda selanjutnya yaitu RTAR. Peserta sampai di lokasi kekitar pikul 20.00 WIB kemudian memulai agenda pada pukul 21.00 WIB. Presidium membuka agenda utama, pembahasan Tata Tertib, kemudian disanalah terjadi dialektika yang sengit dan perdebatan yang amat panjang –semoga tidak sia-sia- sampai pukul 02.45. kemudian –walaupun sahabat-sahabat peserta RTAR mulai terlihat lelah dan rasa kantuk menyerang akan tetapi semangat sahabat melebur semua itu-dilanjutkan dengan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Rayon Syari’ah dan Hukum Masa Khidmat 2009/2010 sampai pukul 04.45 WIB dan setelah itu peserta istirahat sambil menunggu waktu subuh tiba. Pagi pukul 09.00 WIB agenda dimulai kembali sampai pukul 12.30 WIB dan setelah itu siding pun dilanjutkan dengan agenda terakhir yaitu pemilihan Ketua UMum dan Tim Formatur. Sesuai tata tertib pemilihan ketua Umum maka mucul 3 orang balon yaitu sahabat Jawad, Fajri Idhatul Akbar dan Hadzik, kemudian ketiganya saling mengejar suara dan hasil tatap dengan calon ke tiaganya. Setelah itu calon muncul dan memaparkan visi, misi mereka dengan berbagai argument yang merupakan harapan bagi rayon kedepan. Proses pemilihan pun berlangsung dan sahabat Fajri Idhatul Akbar memperoleh suara yang unggul di ikuti oleh sahabat hadzik dan Jawwad. Kemudian terpilih lah ketua baru yang nantinya menahkodai kpengurusan selanjutnya.
Selamat datang dan bergabung bersama kami bagi sahabat-sahabatku generasi garda depan yang kelak menanam kembang di bumi pertiwi dan tanah kemanusiaan. Nilai-nilai identitas-moral, kritisisme, peka terhadap realitas masyarakat merupakan perjalanan suci dunia mahasiswa yang harus senantiasa dirawat dan dilestarikan hingga kapanpun.
Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR) ke XII telah selesai dan tinggal bagaimana kemudian sahabat/I merealisasikan cita, dan harapan yang digantungkan demi terciptanya Rayon Syari’ah dan Hukum yang lebih Mandiri dan Progressif. Semoga dengan terpilihnya nahkoda yang baru sahabat bisa menjadi pemimpin yang mempunyai fungsi perencana, pengorganisasi, Koordinasi, pengerak, memimpin, berkomunikasi, serta pengawas. Selamat dan Sukses!
Sekali bendera dikibarkan, hentikan ratapan, keluhan serta tangisan, tangan terkepal maju kemuka, mundur satu langkah adalah “PENGHIANATAN”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar